India berinvestasi 2 miliar euro untuk membangun jaringan pengisian daya. Bagaimana perusahaan-perusahaan pengisi daya Tiongkok dapat "mencari emas" dan memecahkan kebuntuan ini?
Pemerintah India baru-baru ini meluncurkan inisiatif besar—program PM E-Drive senilai 109 miliar rupee (sekitar €1,12 miliar)—untuk membangun 72.000 stasiun pengisian daya umum pada tahun 2026, yang mencakup 50 jalan raya nasional, SPBU, bandara, dan pusat lalu lintas padat lainnya. Inisiatif ini tidak hanya mengatasi "kecemasan jarak tempuh" yang terkait dengan adopsi kendaraan listrik yang meluas, tetapi juga mengungkap kesenjangan yang signifikan dalam pasar energi baru India: Saat ini, India hanya memiliki delapan stasiun pengisian daya umum untuk setiap 10.000 kendaraan listrik, jauh lebih sedikit daripada 250 stasiun di Tiongkok. Sementara itu, perusahaan raksasa milik negara India, BHEL, akan memimpin pengembangan platform manajemen pengisian daya terpadu, yang mengintegrasikan fungsi reservasi, pembayaran, dan pemantauan, dalam upaya menciptakan ekosistem "jaringan pengisian daya kendaraan" loop tertutup.
Penerima subsidi:
Kendaraan roda dua listrik (e-2W): Dukungan direncanakan untuk sekitar 2,479 juta kendaraan roda dua listrik, yang mencakup kendaraan komersial dan pribadi. Kendaraan roda tiga listrik (e-3W): Dukungan direncanakan untuk sekitar 320.000 kendaraan roda tiga listrik, termasuk becak listrik dan gerobak dorong listrik. Bus listrik (e-Bus): Dukungan direncanakan untuk 14.028 bus listrik, terutama untuk transportasi umum perkotaan. Ambulans listrik, truk listrik, dan kategori kendaraan listrik baru lainnya.
Infrastruktur Pengisian Daya:
Rencana tersebut mencakup pembangunan sekitar 72.300 stasiun pengisian daya umum di seluruh negeri, dengan fokus pada pembangunan di sepanjang 50 koridor jalan raya nasional. Stasiun pengisian daya terutama akan berlokasi di area padat penduduk seperti SPBU, stasiun kereta api, bandara, dan gerbang tol. Kementerian Industri Berat (MHI) berencana menugaskan Bharat Heavy Electricals Limited (BHEL) untuk mengkonsolidasikan persyaratan stasiun pengisian daya dan mengembangkan aplikasi terpadu yang memungkinkan pemilik kendaraan untuk memeriksa status titik pengisian daya, memesan slot pengisian daya, melakukan pembayaran daring, dan memantau perkembangan pengisian daya.
Terumbu Karang dan Badai: Tantangan Lokalisasi Tidak Boleh Diremehkan
1. Hambatan Sertifikasi India mewajibkan sertifikasi BIS (Biro Standar India), dengan siklus pengujian yang berlangsung 6-8 bulan. Meskipun IEC 61851 berfungsi sebagai paspor internasional, perusahaan masih memerlukan investasi tambahan untuk adaptasi lokal.
2. Erosi Harga Pasar India menunjukkan sensitivitas harga yang ekstrem, dengan perusahaan lokal berpotensi memanfaatkan kebijakan proteksi untuk memulai perang harga. Produsen Tiongkok harus menyeimbangkan biaya dan kualitas agar tidak terjebak dalam perangkap 'harga berdasarkan volume'. Strategi yang diterapkan antara lain mengurangi biaya pemeliharaan melalui desain modular atau menawarkan layanan bundel yang menggabungkan 'model dasar dengan layanan bernilai tambah'.
3. Kekurangan jaringan operasional. Waktu respons terhadap kerusakan titik pengisian daya berdampak langsung pada pengalaman pengguna. Perusahaan Tiongkok sebaiknya membangun pusat pemeliharaan bekerja sama dengan mitra lokal atau mengadopsi diagnostik jarak jauh berbasis AI.
Waktu posting: 13-Sep-2025
Pengisi Daya EV Portabel
Rumah EV Wallbox
Stasiun Pengisi Daya DC
Modul Pengisian Daya EV
NACS&CCS1&CCS2
Aksesoris Kendaraan Listrik
